Sabtu, Januari 18, 2025
BerandaMetro SurabayaKampung Pandean di Surabaya 'Simpan' Sumur Tua Peninggalan Kerajaan Majapahit

Kampung Pandean di Surabaya ‘Simpan’ Sumur Tua Peninggalan Kerajaan Majapahit

SELASARSURABAYA – Jejak sejarah era kerajaan Nusantara hingga pemerintah kolonial Belanda tersimpan di Surabaya. Salah satunya Sumur Jobong di kampung Pandean.

Sumur Jobong terletak di tengah jalan kampung padat penduduk, Pandean gang I. Sumur tua itu merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

“Ditutup pintu besi agar keberadaan Sumur Jobong tetap lestari dan warga tetap bisa berlalu lalang,” ujar Ida Armawati, perangkat RT setempat, Rabu (14/2/2024).

Ida mengungkapkan jika Sumur Jobong pertama kali ditemukan pada 31 Oktober 2018. Kala itu sedang ada proyek pengerjaan proyek gorong-gorong di kawasan tersebut.

Saat ditemukan, di dalam Sumur Jobong juga terdapat sejumlah fosil, batu bata, dan tembikar. Pada saat penemuan, kondisi jobong juga tertutup tanah liat, air limbah dari rumah-rumah di sekitarnya, sehingga yang terlihat hanya jobong 1 (paling atas), dan jobong 2 (di bawahnya), sedang jobong 3 tertutup air.

Ida menuturkan jika Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di Trowulan, telah memastikan bahwa Sumur Jobong tersebut merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

Ada 3 tingkatan sumur Jobong peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di tengah kampung Pandean I. Foto: Joko Kristiono?Selasar Surabaya

“Setelah diteliti tim dari Trowulan, Sumur Jobong seperti ini banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu-Budha, khususnya di Trowulan yang merupakan bekas Ibu Kota Majapahit,” jelasnya.

Jika Sumur Jobong tersebut berhasil diidentifikasi, maka lain halnya dengan fosil-fosil yang ditemukan dalam Sumur Jobong. Fosil-fosil tersebut hingga kini masih belum bisa teridentifikasi.

Ida dan warga setempat berterima kasih atas upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melestarikan keberadaan Sumur Jobong tersebut dengan membuat penutup besi diatasnya.

“Diberi penutup dan samping-sampingnya diberi dinding sebagai pelindung,” imbuhnya.

Sejak tersiar kabar penemuan Sumur Jobong tersebut, diakui Ida jika kampungnya cukup ramai dikunjungi orang untuk sekedar melihat Sumur Jobong.

“Dari komunitas sejarah, pejabat, anak-anak mahasiswa, sampai keluarga keturunan Belanda banyak yang datang ke sini untuk lihat Sumur Jobong. Alhamdulillah, kampung kami makin dikenal orang,” tukasnya.

Di zamannya, Sumur Jobong diketahui berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Selain itu juga digunakan untuk ritual keagamaan dan pertanian dalam skala kecil, misalnya untuk menyirami tanaman ketika kemarau.(djo)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments