SELASARSURABAYA – Persebaya Surabaya berhasil menahan imbang Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (12/4/2025) malam. Laga Liga 1 pekan ke-28 ini berakhir dengan skor satu sama.
Tuan rumah mencetak gol terlbih dahulu pada menit ke-62’ oleh Muhammad Reyhan Hannan. Namun, tiga menit kemudian Falvio ‘Ucok’ Silva berhasil menyamakan kedudukan lewat tandukan kepala umpan tendangan pojok Toni Firmansyah.
Berikut ulasan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono.
Babak Pertama
Masih tidak habis pikir, apa alasan Munster memainkan Malik Risaldi sebagai bek kanan? Kalau toh mau eksperimen, maka Kasim Botan jelas lebih baik daripada Malik karena sering bertugas sebagai bek kanan.
Malik tidak jelek, tapi bukan posisi yang pas saja buat dia. Terlihat beberapa kali kecolongan through pass di sisinya lebih banyak daripada di sisi Ardi Idrus. Ini pertanda tidak baik sebenarnya, kalau mau lebih jeli melihatnya.
Kalau mau bermain menyerang, maka Kasim Botan bisa masuk sebagai Right Back (RB) dan mendorong Malik kembali ke posisinya sebagai Winger kanan. Sementara, Kasim bisa menggantikan Rizky Dwi yang terlihat tidak cukup banyak terlibat dalam permainan.
Lini tengah Persebaya mati. Duo Rashid dan Gilson tidak mampu menjaga lini tengah Persebaya dengan baik. Terlihat Persija Jakarta dengan cukup enak memainkan bola-bola pendek sambil mencari celah melakukan umpan-umpan terobosan ke area final third.
Sementara Toni Firmansyah juga belum maksimal perannya. Sebagai No.10, Toni terlihat kagok. Ia seharusnya berada di belakang para pemain depan Persebaya, tapi yang terlihat di lapangan, ia justru banyak beredar sebagai Central Midfielder.
Di babak ini, final pass para pemain depan Persebaya juga tidak cukup baik. Banyak kesalahpahaman yang terjadi hingga tidak ada peluang yang cukup berbahaya bagi pertahanan Persija Jakarta.
Babak Kedua
Antara ‘gila’ atau ‘nekat’ yang kebablasan itu adalah dua kata yang bisa disematkan untuk Paul Munster malam ini. Bagaimana tidak, masih memaksakan Malik Risaldi sebagai Full back kanan padahal di babak pertama tampil tidak begitu baik, itu cukup aneh. Akibatnya kita tahu, gol Raihan Hannan, itu juga salah dari Malik Risaldi yang telat turun untuk mengcover Hannan.
Belum cukup itu, bahkan ketika Kasim Botan masuk, Malahan Malik Risaldi tetap berada sebagai bek kanan alih-alih kembali ke posisi aslinya di depan. Wong kok unik…
Di babak ini, saya tidak akan ragu mengatakan pemain terbaik Persebaya pada match kali ini adalah Toni Firmansyah. Toni bermain cukup baik. Men-deliver bola, melakukan recovery bola dari belakang, hingga membuat assist.
Benar kata Bung Kusnaeni, ia tampil semakin dewasa dalam permainan. Tidak grasak-grusuk, dan menjadi pemain cukup visioner malam ini.
Sementara Ernando, sebagai kiper label Timnas, saya kira malam ini tampil dengan love and hate reaction dari para Bonek seluruh dunia. Ia memang menjadi penyelamat dengan crucial saves-nya, tapi juga ia menciptakan beberapa blunder yang berbahaya bahkan error leading to goal.
Permainan Persebaya secara keseluruhan, seperti biasa. Gak jelas. Tidak berpola. Tidak punya karakter dan terkesan ‘kosong’ gameplay-nya. Saya kira tidak akan aneh kalau musim ini adalah musim terakhir Paul Munster di Persebaya.
Kecuali tiba-tiba ada mukjizat Persebaya bisa jadi juara, saya kira kecil sekali kemungkinannya Paul Munster stay. Ya piye, wong gak enak ancene racikan e.(djo)