SELASARSURABAYA – “Jumbo”, sebuah karya anak bangsa ini dinobatkan sebagai film animasi Indonesia yang paling laris dan mampu mencuri perhatian semua kalangan usia.
Sejak ditayangkan perdana pada 31 Maret 2025 lalu, seperti menilik dalam akun Instagram resmi @jumbofilm_id, film ini telah berhasil meraih lebih dari 2 juta penonton di 11 hari penayangannya.
Menempuh proses selama lima tahun hingga tayang di layar bioskop, film Jumbo ternyata melibatkan lebih dari 420 animator asal Indonesia. Salah satu dari mereka merupakan alumni Petra Christian University (PCU), bernama Maximillian Serafino Suprapto yang tergabung dalam tim Ayena Studio, Bandung.
Maximillian Serafino Suprapto atau
Max, begitu ia akrab disapa merupakan alumni International Program in Digital Media (IPDM) Petra Christian University (PCU) angkatan 2020.
“Senang sekali bisa ikut terlibat menjadi salah satu animator film Jumbo, yang mendapat sambutan hangat di masyarakat,” kata Max, dikutip Selasa (15/4).
Pemuda kelahiran Surabaya ini berkesempatan membuat karya animasi itu saat ia berada di tempat magangnya, Ayena Studio. Kala itu ia masih menjadi mahasiswa IPDM PCU.
Berada di bawah bimbingan Ayena Studio yang berlokasi di Bandung, Max mendapat tugas dalam proses Blocking, Animating serta beberapa kali berkesempatan masuk ke proses Clean-up.
Max menjelaskan, pada dasarnya proses animasi film Jumbo ini harus melalui empat tahapan, yaitu Layouting, Blocking, Animating, dan terakhir Clean-up. Pada tahap awal, yakni Layouting, animator harus mengatur penempatan set environment serta karakter sesuai storyboard. Sedangkan di tahap Blocking, animator mulai fokus ke karakternya. Dalam proses ini, animator menentukan dan mengatur posisi karakter sesuai timing yang pas, untuk menyampaikan cerita dengan jelas.
“Sederhananya mencari gerakan karakter (body mechanic) yang realistis dan meyakinkan hingga terasa sangat nyata. Dalam tahapan ini gerakannya masih patah-patah,” tambah Max.
Setelah lolos tahap Blocking, Max bertugas memoles kembali gerakan yang patah-patah tersebut menjadi lebih mulus dan smooth. Sebuah proses yang cukup penting dengan tak lupa mengingat prinsip animasinya.
Lanjut ke tahap Clean-Up, dengan ketelitian tinggi, Max harus menyempurnakan animasi yang dibuatnya itu dengan melakukan penambahan animasi pada rambut, aksesoris, dan hal-hal detail lainnya. Selanjutnya, hasil animasi akan berlanjut ke proses LRC (Lighting, Rendering, dan Compositing), hingga akhirnya bisa digunakan dalam animasi final. Selama 4 bulan mengerjakan bagiannya, lika-liku dan tantangan tak bisa dihindari oleh Max.
“Mengikuti standar animasi serta memiliki kecepatan untuk memenuhi target mingguan inilah yang menjadi tantangan. Sebab kemampuan animasi 3D saya masih belum terlalu banyak saat itu, jadi butuh kerja lebih extra,” kata pemuda yang telah resmi lulus dari IPDM PCU pada bulan September 2024 lalu. (nan)