SELASARSURABAYA – Jika bicara soal kualitas, brand-brand asli Tanah Air ternyata memiliki kualitas tak kalah mengesankan dibanding produk mancanegara, bahkan ada yang sampai diakui secara internasional.
Menariknya, ada beberapa produk “made in Indonesia” yang sering disangka brand luar negeri berkat kualitasnya yang bagus. Selain itu, strategi pemasaran yang efektif juga membuat masyarakat tidak sadar bahwa benda yang mereka gunakan sehari-hari ternyata dibuat oleh anak negeri.
Brand-brand mana saja yang dimaksud? Berikut daftarnya, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.
1. Polytron
Polytron adalah salah satu brand elektronik yang cukup legend dan dikenal berkualitas. Sementara banyak orang dimanjakan oleh produk-produknya sejak tahun 1970an, ternyata tidak semua menyadari bahwa brand ini adalah buatan dalam negeri, dan dikelola oleh PT Hartono Elektronik yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah.
2. Krisbow
Cukup populer sebagai penyedia produk-produk elektronik dan rumah tangga, tidak banyak yang menyadari bahwa Krisbow ternyata produk dalam negeri yang dikelola oleh PT Grup Kawan Lama (GKL) sejak tahun 1988.
Nama Krisbow sendiri sebenarnya adalah akronim dari nama pendiri GKL, yaitu Krisnadi Wibowo. Meski demikian, kualitasnya cukup mumpuni dan layak disandingkan dengan merek luar negeri.
3. Buccheri
Buccheri sangat mudah ditemukan saat berkunjung ke pusat perbelanjaan di kota besar. Selama beroperasi, brand ini cukup sukses menampilkan image seolah produk-produknya berasal dari kawasan Eropa, tentunya dengan kualitas bahan yang tak main-main.
Padahal, Buccheri sebenarnya adalah merek lokal yang dikelola oleh PT Vigano Cipta Perdana sejak tahun 1980, dengan gerai pertamanya saat itu berada di Pasar Baru, Jakarta.
4. Terry Palmer
Handuk Terry Palmer memang sudah beredar di seluruh penjuru dunia, termasuk Jepang dan Eropa. Kualitasnya memang tidak main-main dan selalu menggunakan bahan dengan kualitas premium. Alhasil, banyak orang yang tidak sadar bahwa produk ini ternyata buatan Indonesia, tepatnya diproduksi oleh PT Indah Jaya Textile sejak tahun 1988.
5. Lea Jeans
Memiliki brand image seolah berasal dari Amerika, Lea Jeans ternyata produk denim asli Indonesia yang dikelola PT Lea Sanent sejak tahun 1976. Adapun pusat produksinya sendiri ada di Tangerang, Banten. Meski produk lokal, namun kualitasnya sudah diakui selama beberapa dekade.
6. CFC
CFC Indonesia adalah restoran cepat saji pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1983. Awalnya CFC ini merupakan franchise dari California Pioneer Chicken, namun kemudian melepaskan diri pada tahun 1989. Kemudian restoran ini mendirikan usaha tempat makan fast-food baru di bawah naungan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
7. HokBen
Mengusung konsep restoran cepat saji ala Negeri Sakura, Hokben (dulunya Hoka-Hoka Bento) telah berdiri sejak tahun 1985, dan menjadi salah satu favorit pecinta makanan Jepang. Namun siapa sangka kalau restoran ini ternyata didirikan oleh pengusaha Indonesia bernama Hendra Arifin, yang mengelolanya di bawah naungan PT Boga Inti.
8. Holland Bakery
Melansir laman resmi Holland Bakery, produk ini sudah muncul sejak tahun 1978, dan menjadi salah satu pioneer dalam industri bakery modern. Namun bukan produk berasal dari Belanda seperti brand image yang ditampilkan, brand ini dikelola oleh PT Mustika Citra Rasa yang kantor pusatnya ada di Karang Bolong, Jakarta Utara.
9. J.Co Donut dan Coffee
Melihat konsepnya yang kebarat-baratan, tidak heran jika banyak yang menyangka J.Co Donut dan Coffee sebagai brand luar negeri. Padahal, restoran berkonsep open kitchen ini didirikan oleh pengusaha Indonesia, Johnny Andrean, pada tahun 2005. Meski demikian, gerai donat ala Amerika ini sudah berhasil menembus pasar Singapura, Filipina, Hong Kong, hingga Arab Saudi.
10. SilverQueen
Bicara soal coklat, kebanyakan orang akan memikirkan SilverQueen sebagai salah satu produk favorit. Namun selama bertahun-tahun beredar, tidak semua orang tahu bahwa SilverQueen ternyata buatan PT Petra Foods yang merupakan perusahaan asli Indonesia.
Sejak awal, SilverQueen memang menerapkan strategi marketing ala mancanegara untuk meraih pasaran lebih luas. Terbukti, produk ini berkembang pesat dan berhasil diekspor ke berbagai belahan negara dunia. Kualitasnya bahkan disandingkan dengan brand mancanegara seperti Toblerone (Swiss) maupun M&M (Amerika Serikat).
11. Polygon
Sepeda Polygon cukup populer di Indonesia dan mancanegara, dengan kualitas yang nggak kaleng-kaleng. Popularitasnya semakin melejit saat Hutchinson UR Team menggunakannya untuk bertanding di UCI DH World Cup pada tahun 2013. Karena brand image yang luar biasa, tidak banyak yang tahu bahwa Polygon merupakan produk lokal yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur. (gio)