SELASARSURABAYA – Film bergenre romansa karya anak bangsa, The Architecture of Love, sedang tayang di bioskop. Film ini dibintangi sederet bintang papan atas Indonesia, sebut saja Nicholas Saputra, Putri Marino, hingga Arifin Putra.
Menariknya, film adaptasi novel best seller berjudul sama karya Ika Natassa, tidak hanya menyajikan kisah cinta, tapi juga menyinggung sebuah kehilangan dan isu kesehatan mental (mental health).
“Kehilangan itu bagian hidup kita. Itu proses yang harus kita lalui. Tapi harapan itu selalu ada,” ujar Nicholas saat jumpa pers film ‘The Architecture of Love’ di Tunjungan Plaza Surabaya, Selasa (30/4) sore.
Film ini yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja menceritakan seorang penulis novel best seller, Raia Risjad (Putri Marino), yang tengah merayakan salah satu hari paling penting dalam karirnya. Ia sedang merayakan pemutaran perdana film Rindu, sebuah film yang diadaptasi dari novel terlarisnya.
Namun, hari penting itu sekaligus jadi hari kehancuran bagi Raia. Baginya, hari itu menggoreskan luka yang amat dalam. Luka itu seakan memblokir kreativitasnya sehingga Ia tak mampu melahirkan satu pun ide cerita.
Raia pun melarikan diri ke New York, berharap kota itu dapat memberikannya banyak inspirasi. Sebuah pertemuan tak sengaja seperti di film romance pun terjadi. Raia tak sengaja bertemu dengan River, seorang arsitek asal Jakarta yang misterius.
River lantas membawa Raia menjelajahi New York dan memperkenalkan Raia dengan gedung-gedung berarsitektur cantik. Mereka menjadi dekat dan menjalin pertemanan rahasia. (gio)
