SELASARSURABAYA – Laga kandang terakhir Persebaya di putaran pertama Liga 1 diraih dengan kemenangan 2-1 lawan Borneo FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jum’at (20/12/2024) malam.
Arek-arek Green Force unggul 2 gol langsung selama 29 menit awal di babak pertama. Adalah Francisco Rivera yang berhasil mencetak brace di papan skor. Gelandang asal Meksiko itu cetak gol pada menit ke-17’ dan 29’.
Namun, tim tamu berhasil membalas melalui sundulan Ronaldo da Souza pada menit ke-32’. Borneo harus kehilangan Nadeo Arga Winata saat injury time babak pertama akibat melanggar Bruno Moreira di luar kotak penaltinya.
Bagaimana hasil pengamatan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono. Berikut rangkumannya.
Babak Pertama
Satu kata: SERU! Ya, pertandingan di babak ini cukup menarik serta menghibur. Kedua tim sama-sama berjual beli serangan.
Persebaya, walaupun tanpa duo full back utama, ternyata masih mampu mengimbangi Borneo dalam meladeni serangan mereka. Baik Kasim dan Riswan cukup baik saat melakukan overlap ke depan. Riswan terutama cukup solid saat menjaga sisi kiri pertahanan untuk melawan Terens Puhiri dan Fajar Faturrahman.
Borneo, sesungguhnya bermain dengan atraktif sekali. Pieter Huistra benar-benar menerapkan filosofi sepakbola menyerang yang indah. Transisi serangan serta penempatan para pemain mereka boleh dibilang cukup bagus juga cepat. Pantas saja mereka jadi juara reguler musim lalu, dan juga calon juara musim ini.
Serangan-serangan balik Bajol Ijo cukup efektif dalam mengeksploitasi Borneo, 4 pemain depan sangat cepat saat melakukan progresi serangan. Dan hebatnya, tidak lagi Bruno sentris.
Serangan Persebaya bisa merata dari sisi mana saja. Gol tendangan roket Rivera di menit 17’, mengukuhkan Persebaya musim ini sebagai klub Liga 1 yang mencetak gol lumayan banyak dari luar kotak penalti.
Tentu saja saya tak tahu data tentang klub lainnya, tapi besar kemungkinannya Persebaya masuk 3 besar klub yang mencetak gol dari luar kotak penalti terbanyak musim ini. Hal yang jarang terjadi sejak kebangkitan Persebaya kembali tahun 2017 lalu. Ini Spektakuler!
Di babak ini, hampir semua pemain Persebaya bermain dengan cukup baik. Mungkin Hanya Toni Firmansyah yang tidak maksimal perannya di lapangan. Ia Tidak banyak terlibat dalam permainan. But overall: mantap!
Babak Kedua
Bermain melawan 10 pemain, alih-alih Persebaya menekan Borneo dengan intens, eh, malah sebaliknya Borneo yang cukup bernafsu untuk menyerang Persebaya. Sementara Persebaya lebih memilih memainkan ball possesion saja dan bermain menunggu, untuk kemudian melakukan umpan-umpan direct ke arah flank. Dan seperti terlihat, tidak efektif sama sekali.
Kredit pada babak ini tentu harus diberikan kepada Riswan Lauhim, juga Ernando Ari. Riswan, sampai akhirnya ditarik keluar, cukup lugas dalam mengawal Terens Puhiri serta Fajar Faturrahman yang gesit dan lincah.
Riswan bermain tanpa celah, sehingga tusukan-tusukan serta manuver yang dilakukan para pemain Borneo di sisi kiri pertahanan Persebaya tidak terjadi gol dan dapat diredam dengan baik oleh Riswan. Toplah.
Pergantian pemain Rivera oleh Oktavianus Fernando menurut saya agak aneh, sebab yang terjadi di lapangan tidak cukup efektif untuk permainan Persebaya. Opan tidak membantu meningkatkan serangan Persebaya, sementara ia juga bukan tipikal pemain yang turun membantu pertahanan (Malah Ucok yang turun jauh sejajar 4 bek untuk melapisi pertahanan).
Entah apa yang ada di benak Munster perihal pergantian ini. Kalau boleh menebak, karena jam terbang saja. Ya, Opan jelas berpengalaman dalam pertandingan-pertandingan besar dan pressure yang ketat macam ini. Munster tak mau berjudi memasukkan Cobra atau Alfan Syuaib mungkin, karena umur mereka yang masih muda dan ditakutkan bisa kaget dengan intensitas pertandingan yang panas lagi bertensi tinggi ini.
Babak kedua yang tidak cukup baik sebenarnya. Namun, mental para pemain Persebaya cukup tangguh untuk menjaga hasil kemenangan tetap di tangan. Kerja bagus!(djo)
