SELASARSURABAYA – Ada banyak cara membantu tumbuh kembang penyandang down syndrome. Seperti yang dilakukan oleh Java Paragon Hotel & Residences Surabaya bersama Komunitas Kopi Jatim mengajari anak-anak down syndrome belajar membuat kopi, Kamis (21/3/2024) lalu.
Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Dwon Syndrome Sedunia yang jatuh pada 21 Maret. Sebagai dukungan terhadap anak-anak Down Syndrome untuk menambah skill mereka.
“Kami percaya bahwa setiap insan memiliki kemampuan yang luar biasa. Tidak terkecuali temen-temen Down Syndrome. Maka dari itu, di hari spesial ini, kita mengajak mereka untuk menambah skill mereka dengan membuat kopi. Ternyata mereka bisa lho membuat kopi. Siapa tahu ini bisa jadi bekal mereka untuk membuka kedai kopi atau coffee shop,” ujar Erly Rizka, General Manager Java Paragon Hotel & Residences Surabaya, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/3/2024).
Selain itu untuk menyadarkan masyarakat bahwa semua memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan menikmati kopi yang benar. Tapi juga berharap anak-anak Down Syndrome bisa lebih mandiri dan tentunya bisa jadi ide untuk berbisnis ke depannya.
Sebanyak 20 anak Down Syndrome dari Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) sangat antusias saat belajar menyeduh kopi. Salah satunya adalah Triyana Prasetyo Mulya.
“Tadi saya bikin kopi bareng temen-temen. Cara buatnya gampang. Seneng banget bisa ikut ini. Nanti saya mau buka usaha cafe,” cerita Triyana Prasetyo Mulya salah satu peserta Nyeduh Kopi Bareng Insan Down Syndrome.
Putri Primadani Mooduto, peserta lainnya juga mengaku senang saat mengikuti pelatihan ini.
“Hari ini seru soalnya bikin kopi. Tidak susah buatnya. Nanti mau buatin Ibu kopi kalau di rumah,” terang Putri dengan antusias.
Endah Sugiarti, salah satu orang tua dari anak-anak Down Syndrome mengaku senang dengan adanya pelatihan ini.
“Alhamdulillah ya, akhirnya anak-anak bisa belajar membuat kopi hari ini. Ini adalah salah satu impian kami. Mereka bisa belajar langsung bagaimana cara membuat kopi yang benar. Selama ini, anak-anak pernah belajar melukis, silat, bermain angklung, dan fashion show juga pernah. Kalau membuat kopi ini baru pertama kali,” jelas Endah Sugiarti dengan bangga.
Endah Sugiarti berharap anak-anak Down Syndrome bisa manfaatkan pelatihan ini untuk ke depannya.
“Harapan kami anak-anak ke depan bisa unjuk kebolehan minimal untuk menyuguhkan kopi di dalam keluarga sendiri. Syukur alhamdulillah bila sampai punya usaha sendiri meskipun harus ada yang mendampingi,” tambahnya.
Sementara itu Dirganto, Ketua Komunitas Kopi Jatim mengatakan, kegiatan ini cukup menantang bagi anggota komunitasnya.
“Asik sih ini acaranya. Ini adalah pertama kali kami mengajari anak-anak Down Syndrome membuat kopi. Sebelumnya kami pernah membuat acara serupa dengan temen-temen tunawicara dan tunarungu,” ucap Om Gantok sapaan akrab Dirganto.
Disamping itu, Om Gantok ingin banyak orang memahami secara benar tentang kopi.
“Justru dengan anak Down Syndrome ini bisa jadi motivasi bagi semua orang untuk belajar tentang membuat kopi dan cara menikmati kopi dengan benar. Kami berikan cara membuat kopi yang simple yang penting bisa cara membuatnya dan menikmati kopi tanpa gula,” tambah Om Gantok.
Dirganto juga mengimbuhkan, acara Nyeduh Kopi Bareng Insan Down Syndrome ini diharapkan mampu menambah rasa percaya diri untuk anak-anak Down Syndrome.
“Harapannya mampu membangkitkan semangat dan kepercayaan diri mereka bahwa mereka ya sama dengan orang lain dalam hal belajar membuat kopi,” tutup Om Gantok.(djo)