SELASARSURABAYA – Berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan lingkungan serta mempromosikan kesadaran generasi muda akan budaya tradisional, Hotel Morazen Surabaya memperkenalkan inisiatif yang menggembirakan, yakni perkenalan mainan tradisional kepada anak-anak generasi Alfa.
Mengusung tema “Disconnect to Reconnect” hotel yang terletak di jalan Kayoon ini menggandeng Kampoeng Dolanan yang merupakan komunitas pelestarian budaya tradisional, dan mengubah suasana lobi yang semula mewah dengan dominasi interior modern menjadi sebuah arena bermain anak-anak, pada Sabtu (23/3) malam.
Tersedia beragam jenis permainan tradisional seperti engklek, kelereng, bola bekel, congklak, lompat tali, egrang, hulahop, gasing bambu, serta tenda wayang.
Litania Utami selaku Marketing Communications dan Public Relations Morazen Surabaya menjelaskan bahwa dalam perayaan Earth Hour tahun ini, pihaknya berusaha untuk tidak hanya menekankan pentingnya pelestarian lingkungan, tetapi juga untuk membawa kembali nilai-nilai tradisional yang mungkin terlupakan.
“Kami juga turut berkontribusi mematikan lampu serta alat elektronik yang tidak diperlukan pukul 20.30 sampai 21.30 di area lobi dan outdoor hotel, dan dalam suasana tersebut kami mengajak sedikitnya 25 anak-anak kisaran usia 3 – 11 tahun yang berpartisipasi dalam acara “Disconnect to Reconnect” untuk mengenal suasana pada zaman dahulu serta aktifitas yang dilakukan ketika terjadi pemadaman listrik,” tuturnya.
“Kegiatan ini juga terbuka untuk umum jadi tidak hanya tamu-tamu hotel saja yang ada di sini, namun juga beberapa tamu dari luar hotel yang sebelumnya melihat informasi acara ini dari media sosial,” imbuhnya
General Manager Morazen Surabaya, Fajar Basuki menambahkan, bahwa Earth Hour lebih dari sekedar seremonial menyalakan lilin dengan simbol 60+, ada makna dan pesan mendalam yang perlu disampaikan kepada generasi penerus tentang kesadaran krisis iklim yang juga dimulai dari diri kita masing-masing.
Mustofa atau yang akrab disapa Cak Mus yang merupakan salah satu penggagas komunitas Kampoeng Dolanan menuturkan, “Dalam permainan tradisional, ada dua generasi yang berperan. Anak-anak dilibatkan dalam permainan. Orang tua dilibatkan untuk mengetahui filosofi dari permainan, agar orang tua tau bahwa permainan yang dilalui anak-anaknya punya pesan moral yang dekat dengan budaya kita, budaya Indonesia.”
“Sehingga harapannya ketika sampai di rumah, orang tua bisa memaknai pesan dari permainan dan mampu membangun pondasi mengenai komunikasi dalam keluarga,” tutur Cak Mus.
Acara yang melibatkan para orang tua dan anak-anak ini mendapat respons positif pengunjung, salah satunya adalah Rahmawati.
“Begitu saya tahu Kampoeng Dolanan akan ada di hotel Morazen, saya jadi penasaran seperti apa kemasan acaranya terlebih ini acaranya malam hari. Ternyata keren banget soalnya pihak hotel juga menyediakan musik akustik dan biola yang memainkan lagu anak-anak. Saya jadi bisa punya quality time dan bermain bersama putri saya yang saat ini usianya 7 tahun,” tutur Rahmawati.
Litania menambahkan bahwa pihaknya akan senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian alam dan budaya.
“Kami percaya bahwa dengan memperkenalkan mainan tradisional kepada generasi Alfa, kami dapat membantu mereka mengerti bahwa kebahagiaan dan kesenangan dapat ditemukan dalam hal-hal yang sederhana dan tidak bergantung pada teknologi.” tutupnya.