SELASARSURABAYA – Persebaya Surabaya akhirnya berhasil mengalahkan Barito Putera di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada pekan ketiga Liga 1 2024/2025, Jum’at (23/8/2024) malam.
Kemenangan semalam berhasil memecahkan rekor Arek-arek Green Force sulit menang dari Barito Putera sejak kembali ke Liga pada 2017 silam.
Bajol Ijo sempat tertingggal terlebih dahulu oleh gol cepat Lucas Morelattopada pada detik ke-32. Persebaya membalasnya dengan gol Bruno Moreira dari titik putih di menit ke-27 setelah Jesus Maria sengaja menyentuh bola di depan gawang Satria Tama. Ia pun langsung diganjar kartu merah oleh Asep Yandis, wasit yang memimpin pertandingan.
Gol kemenangan anak asuh Paul Munster dicetak Mohammad Rashid pada masa injury time babak kedua. Sekaligus menutup laga yang rumit tersebut.
Bagaimana analisa Kukuh Ismoyo, Bonek Sukodono sekaligus pengamat sepak bola? Berikut penjelasannya.
Babak Pertama
Permainan Persebaya masih gak jelas sampai di pertandingan ke-3 ini. Tidak ada pola yang pakem. Umpan-umpan pendek satu dua sentuhan belum terlihat di babak ini.
Pasca kebobolan, Persebaya bermain seperti tergesa-gesa untuk segera menggulirkan bola ke depan. Padahal hanya tertinggal 1 bola dan juga masih di awal game.
Akibatnya banyak umpan-umpan tidak terukur dan salah umpan ketap terjadi. Berbeda dengan Barito Putera yang cukup tenang dalam memainkan bola pasca unggul cepat 1 bola.
Bruno Moreira minim mendapatkan bola. Sekalinya dapat bola kadang terekam terlalu banyak melakukan aksi sendiri. Tapi beruntungnya anak muda bernama Mikael Tata bermain cukup baik di babak ini saat memulai serangan di sisi kiri. Termasuk penalti yang didapatkan Persebaya, harus diakui karena kreasinya.
Penalti dan red card itu jelas 100 persen benar. Menurut law of the game pun begitu. Makanya pemain Barito tidak protes dan tidak ada Var review. Karena memang clear straight Red Card.
Pasca unggul pemain, Persebaya terlihat tenang saat melakukan serangan. Juga mulai nyaman saat menggulirkan bola. Sayangnya, finishing dari para pemain Persebaya masih belum cukup tenang termasuk Flavio ‘Ucok’ Silva.
Ia memang cukup kencang Pace-nya. Hanya saja harus diakui finishingnya di babak ini cukup payah, malah terlihat koyok kesusu-susu ae (tergesa-gesa).
Pemain yang bermain luar biasa di babak ini selain Mikael Tata, juga Fransisco Rivera yang menjadi motor dan sentral serangan Persebaya.
Babak Kedua
Di babak kedua ini, Barito harus berterimakasih kepada Satria Tama. Ia menggagalkan beberapa peluang emas yang didapatkan Persebaya dengan save gemilangnya.
Gilson di match ini bermain sebagai (posisi) nomer 6 sementara Mo Rashid menjadi pemain nomer 8 yang naik dan turun, cukup mobile bahkan melakukan tembakan ke gawang Barito Putera.
Gilson sendiri kalau boleh jujur, belum terlihat menonjol permainannya hingga match ke-3 ini. Menurut hemat saya, ia masih so so saja skill-nya, tidak terasa lebih hebat (banget) daripada pemain lokal. Andre Cobra misalnya.
Low block defense yang dilakukan Barito Putera di babak ini cukup merepotkan Persebaya. Para pemain Persebaya terlihat frustasi untuk membongkar pertahanan Barito yang dobel-dobel.
Pun, finishing masih payah, termasuk peluang emas Ucok di depan gawang sendirian!
Sisi kanan yang dihuni Kasim Botan dan Riswan Lauhim terlihat cukup pasif kala membangun serangan ketimbang sisi kiri yang dihuni Bruno juga Ardi Idrus.
Mengatasi low block defense sepertinya Persebaya memang membutuhkan pemain yang kreatif seperti Malik Risaldi untuk memecah kebuntuan.
Juga mestinya sedari awal ketika buntu, Persebaya mestinya memperbanyak shoot dari luar kotak penalti, beruntung Mo Rashid melakukannya di menit terakhir. Dan Gol!
Sekadar informasi, On this day: Persebaya di 2022 menang tipis 1 gol lewat gol Marselino Ferdinand di menit ke-96 lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti.
Hari ini, giliran Mohammad Rashid yang membuat gol serupa. Di tempat yang sama. Di gawang yang sama! What a De Ja Vu!(djo)
