Jumat, November 7, 2025
BerandaMetro SurabayaBelajar Mengenal Segmen Anak Muda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 8 Juta...

Belajar Mengenal Segmen Anak Muda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 8 Juta di Kompetisi Basket DBL

SELASARSURABAYA – Perhelatan kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java Series, resmi berakhir Minggu, 2 November 2025. Di balik euforia ‘kawin gelar’ yang diraih SMA St Louis 1 Surabaya, tersimpan cerita menarik tentang kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan DBL Indonesia dalam memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kolaborasi ini bukan hal baru. Program sinergi tersebut sudah berjalan sejak tiga musim terakhir. Digagas langsung oleh Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya. Dalam berbagai kesempatan, Eri menekankan pentingnya menghadirkan UMKM binaan
Pemkot Surabaya di berbagai event yang digelar DBL Indonesia, baik di bidang basket, sepeda, maupun atletik.

Sejak awal kerja sama, jumlah slot UMKM yang disediakan DBL Indonesia terus meningkat setiap musimnya. Musim 2023 dimulai dengan tiga stan, bertambah menjadi empat pada 2024, dan pada musim 2025 jumlahnya naik menjadi enam stan UMKM. Proses pemilihan UMKM yang berhak menempati stan sepenuhnya dikelola oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Kota Surabaya.

Suasana foodcourt di Jawa Pos Arena selama gelaran kompetisi basket DBL 2025. Foto: DBL Indonesia

Salah satu pelaku UMKM yang merasakan langsung manfaat dari kolaborasi ini adalah Bakso Bakar Menyala.

“Kami mendapatkan kesempatan berjualan di Jawa Pos Arena sejak 17 Oktober hingga 2 November. Kami tidak hanya merasakan peningkatan omzet, tapi juga banyak belajar tentang branding, pelayanan, dan cara berinteraksi dengan pelanggan, khususnya anak muda,” ujar Hilma Rahmannisa Muwaffaqah, pemilik Bakso Bakar Menyala.

Hilma mengungkapkan, omzet penjualannya selama gelaran DBL bisa mencapai Rp7 juta per hari, bahkan menembus Rp7,95 juta pada laga final 3 November.

“Terbukti, perhelatan DBL memberikan economic impact nyata bagi pelaku UMKM yang ikut terlibat,” tambahnya.

Dampak ekonomi tersebut tidak hanya dirasakan oleh UMKM binaan Pemkot Surabaya, tetapi juga oleh tenant di sekitar Graha Pena dan para penjual kecil di luar area Jawa Pos Arena. Ribuan penonton yang hadir setiap hari selama kompetisi berlangsung menjadi bukti bahwa DBL bukan hanya ajang olahraga pelajar terbesar di Indonesia, tapi juga penggerak ekonomi lokal yang signifikan.(djo)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments