SELASARSURABAYA – Persebaya mempertahankan tren positifnya di Liga 1 2024/2025. Sabtu (7/12/2024) sore Bajol Ijo menaklukkan Singo Edan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
Arek-arek Green Force sempat unggul dua gol di pertengahan babak pertama. Adalah Flavio Silva dan Malik Risaldi berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Masing-masing pada menit ke-17’ dan 21’.
Namun, Arema FC berhasil membalas akibat gol bunuh diri Slavko Damjanovic di menit akhir babak pertama. Bahkan bisa menyamakan kedudukan berkat pinalti Wiliam da Silva di menit ke-83’, skor 2-2.
Beruntung Persebaya mendapatkan pinalti setelah Malik Risaldi dijatuhkan oleh Anwar Rifa’I. Di masa injury time itu Ucok, sapaan akrab Flavio Silva, berhasil mencetak brace. Sekaligus memberi kemenangan tim kebanggaan Arek-arek Suroboyo ini.
Berikut catatan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono, yang juga pengamat sepak bola.
Babak Pertama
Kalau mau jujur, hanya Mo Rashid dan Tony di musim ini yang berani melakukan tembakan dari luar kotak penalti. Yang lain seperti malu-malu. Padahal, tendangan dari luar kotak penalti juga salah satu cara mendapatkan chance juga gol.
Khusus Tony, di babak ini tendangannya tak hanya menjadikan peluang juga menjadi gol walaupun hanya sebagai assist. Cukup baik. Walau secara peran di lapangan belum terlihat maksimal.
Harus diakui, dua gol tercipta bukanlah dari skema serangan yang tertata rapi. Keduanya tercipta dari kesalahan dan kelengahan barisan pertahanan Arema FC yang berhasil dieksekusi dengan efektif menjadi gol.
Skema serangan yang bertaut dari belakang ke depan secara runtut belum terlihat diperagakan para pemain Persebaya. Disinilah sebenarnya fungsi dari trio gelandang Rivera, Rashid, dan Tony untuk menginisiasi serangan dengan baik. Dan kinerja mereka saat melakukan serangkaian serangan, belum bisa dikatakan baik.
Di babak ini, Persebaya masih suka memainkan bola-bola panjang ke arah flank alih-alih melakukan umpan2 pendek kaki ke kaki. Dan umpan2 panjang tersebut justru sering dilepaskan dari garis pertahanan Persebaya sendiri, lebih banyak oleh Slavko Damjanovic. Lucunya untuk Slavko sendiri, ia terlihat malah 2x melakukan eror di akhir match saat melakukan defensif action (yang adalah tugas utamanya). Termasuk gol bunuh dirinya. Emaneeee…
Babak Kedua
Masak, status tuan Rumah, unggul jumlah gol sejak awal babak, tapi sepanjang pertandingan justru malah ditekan. Ball posseison kalah, skema serangan tidak tertata apik, hanya long ball melulu, dan tentu saja banyak gagalnya dalam menemui pemain Persebaya di depan.
Skema gameplay yang tidak jelas sama sekali. Eh, Justru Arema FC yang bermain dengan tenang dan cukup baik mengendalikan pertandingan.
Di babak ini, Fransisco Rivera benar-benar terlihat bermain sangat buruk. Tidak mampu menjadi dirijen serangan, tidak juga menciptakan chance bahkan pergerakannya ketika melakukan serangan banyak yang tidak berakhir efektif ketika bola ada di kakinya. Flop. Sebenar-benarnya flop!
Slavko di babak ini juga semakin terpuruk, errornya lagi, membuat Arema FC mendapatkan penalti. Penalti yang menurut saya cukup benar keputusannya.
Bola benar-benar di kaki Charles Lokoli Ngoy yang terkena friksi oleh kaki Slavko. 2 error leading to goal yang cukup fatal bagi Slavko di match ini.
Beruntungnya, serangan balik yang didapatkan Malik Risaldi mendapatkan penalti di penghujung laga. Lagi-lagi keputusan penalti yang sangat tepat sekali. Bahkan tackel yang terjadi di kejadian itu cukup jelas untuk langsung dihukum penalti bahkan tanpa adanya VAR checking sekalipun.
Lagi dan lagi, bad game tapi great result. 3 poin yang sangat penting, bukan hanya menetapkan Persebaya di puncak klasemen, juga sekaligus menegaskan hegemoni Persebaya atas Arema FC yang selalu meraih hasil positif di 6 match terakhir!(djo)