SELASARSURABAYA – Hasil buruk didera Persebaya Surabaya mengawali putaran kedua Liga 1 2024/2025. Setelah kalah 3-1 atas tuan rumah PSS, tadi sore (Jum’at, 17/1/2025) kalah juga 2 gol tanpa balas saat menjamu Malut United di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
Ini merupakan kekalahan ketiga Bajol Ijo sebulan terakhir. Dimana pada akhir putaran pertama dikalahkan oleh tuan rumah Bali United dua gol pada Sabtu (28/12/2024) lalu.
Gol-gol Malut dicetak oleh Jose Brandao di menit ke-73’, dan bunuh diri Ardi Idrus (82’).
Berikut hasil pengamatan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono tentang jalannya laga ke-19 Arek-arek Green Force.
Babak Pertama
Permainan yang enak ditonton sebenarnya di babak pertama ini. Kedua tim juga saling menyerang meskipun belum ada serangan yang sporadis antar keduanya.
Toni Firmansyah yang menggantikan Fransisco Rivera, benar-benar level up di beberapa pertandingan terakhir. Kendati berusia paling muda, tapi penampilannya meningkat dan tidak tampak demam panggung.
Ia juga menjadi salah satu kreator dari beberapa serangan Persebaya di babak ini. Di babak ini, Toni sepertinya di-swap ke sisi kiri sementara Bruno Moreira mengisi posisi no.10 sebagai free role player.
Selain crucial saves-nya, sebenarnya penampilan defensif Catur Pamungkas di babak ini tidak bisa dikatakan baik. Beberapa kali ia terekam gagal meng-cover Sony Norde di sisi kanan, termasuk saat Sony melepaskan tembakan yang membentur mistar di awal babak.
Dejan Tumbas bermain cukup spartan walaupun belum mendapatkan peluang, tapi menurut saya, pergerakannya lumayan bagus dan tidak pasif dalam permainan. Work rate-nya bagus juga.
Ada beberapa momen saat Tumbas dengan Bruno juga Malik Risaldi melakukan segitiga umpan dengan cukup baik yang menandakan ia juga sudah cukup cepat untuk settle dengan permainan Persebaya. Tinggal menunggu eksekusi peluangnya saja.
Kalau dilihat bagaimana Kadek Raditya yang dipaksa menjadi DMF kali ini, menurut saya, ia malah jauh lebih baik daripada Gilson di pertandingan lalu. Ya tentu saja meskipun tidak istimewa.
Bruno, kakean goreng!
Babak Kedua
Lini tengah Persebaya bapuk sekali di babak ini. PM (Paul Munster) yang memasukkan Cobra (Andre Oktaviansyah) menggantikan Kadek Raditya itu sebenarnya keputusan tepat, sebab seperti kita lihat kendati memegang bola lebih banyak, tapi final pass mereka ke arah final third buruk sekali.
Dan Cobra diharapkan mampu menjadi pembeda dengan permainannya yang mampu membagi bola dengan baik ketimbang Kadek di babak pertama.
Tiga gelandang Persebaya di babak kedua seperti kebingungan. Bruno sebagai playmaker yang tidak tahu apa yang dilakukannya. Mo Rashid yang bolak-balik salah sendiri dan Kadek serta Cobra yang tidak bisa tune in di permainan. Hadeeehh…
Ardi Idrus yang kalau boleh menilai, bermain tidak buruk di babak pertama. Tapi di babak ini malah jadi pesakitan dengan dua error leading to goal-nya buat Malut United.
Masuknya Flavio Silva memang membuat intensitas serangan Persebaya menjadi tinggi, tapi tanpa kreator yang menjadi jendral lapangan, serangan-serangan Persebaya hanya menemui kekosongan tanpa peluang berarti.
Sebenarnya, Persebaya bermain baik dengan duet Kadek – Slavko selama ini, semestinya komposisi lini belakang ini tidak berubah karena memang tidak ada yang salah, meskipun datang pemain asing baru.
Sekadar catatan, Dime Dimov dan Slavko Damjanovic itu bertipikal sama. Ball playing defender. Sementara, Kadek itu CB konvensional. Makanya duet antara Slavko dan Kadek itu saling menyempurnakan karena tipe antara keduanya yang berbeda itu.
Lalu kita lihat di match ini payah sekali koordinasi lini belakang Persebaya terutama di babak kedua. Ujicoba formasi yang salah di momen yang krusial…(djo)