SELASARSURABAYA – Persebaya Surabaya kembali gagal meraih kemenangan meski berlaga di kandang Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jum’at (31/1/2025) malam. Dalam laga ke-21 Liga 1 musim 2024/2025 ditahan 1-1 oleh Persita Tangerang.
Gol-gol diciptakan oleh Badrian Ilham di menit ke-14’, dan bunuh diri Javlon Guseynov (78’).
Ini merupakan nirkemenangan kelima Bajol Ijo sejak akhir musim pertama.
Berikut hasil pengamatan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono.
Babak Pertama
Pressing tidak cukup baik bahkan terlihat hampir tidak ada. Jarak antar pemain cukup jauh untuk melakukan umpan-umpan pendek juga untuk melakukan permainan segitiga. Akibatnya para pemain seperti mencari-cari dimanakah rekan-rekannya saat melakukan serangan.
Koordinasi lini belakang yang agak kagok. Terutama sisi full back. Terekam beberapa kali umpan-umpan panjang Persita dari sisi pertahanan mereka menuju arah flank berhasil menjadikan peluang.
Bukan hanya final pass yang salah di babak ini. Tapi Final decision. Keputusan para pemain di area menuju final third kayak orang linglung. Bingung. Mau umpan ataukah membawa sendiri, tidak jelas arahnya.
Apalagi setelah Persita memutuskan untuk menumpuk para pemain di garis pertahanan sendiri. Malah makin budrek.
Spam crossing tanpa pemain yang mahir melakukan aerial duel adalah hal yang sia-sia. Alih-alih main bola-bola atas lebih baik memainkan bola-bola pendek dan berkreasi menembus pertahanan Persita.
Alfan syuaib adalah pemain paling baik di babak ini.
Babak Kedua
Permainan masih tidak berubah. Tetap kebingungan saat memasuki Final Third. Sekali lagi pitakonku: apa gunanya spam crossing kalau tidak memiliki pemain yang mahir dalam duel bola atas? Lucu juga strategi PM ini.
Masuknya Rivera dan Bruno memang menambah intensitas serangan, tapi Persita sebagaimana sejak unggul babak pertama tadi, tidak berniat untuk menambah keunggulan dan lebih memilih bermain safe saja, tidak ngoyo untuk menyerang dan menumpuk para pemainnya di belakang. Mereka Hanya sesekali melakukan counter attack ataupun melepaskan umpan-umpan jauh dari sisi pertahanan sendiri ke depan, bekne ae oleh kolas.
Pergerakan Rivera sudah mulai membaik, hanya saja umpan-umpannya Masya Allah, Elek. Ya maklum saja pasca cedera. Dapat bermain dengan baik saja itu sudah patut disyukuri.
Dejan Tumbas sebenarnya cukup ngeyel. Namun ngeyel saja tidak dibarengi dengan intelegensi bermain yang bagus yo percuma. Soalnya beberapa kali saya lihat kalau off-ballnya jelek. Tidak pandai dalam mencari ruang ataupun membuka ruang untuk rekan lain masuk dan mendapatkan peluang. Belum lagi, aerial duelnya juga gak banget.
Yaweslah, gak kalah lima kali beruntun. Tapi enough is enough. Welekkkk pol main e. Lima match gagal menang, kemasukan 11 gol hanya mencetak 2 gol yakni dari penalti dan bunuh diri, jelas ini adalah preseden buruk untuk tim yang koar-koar pengen juara.(djo)