SELASARSURABAYA – Hasil negatif didapat Persebaya pada laga penutup putaran pertama Liga 1. Arek-arek Green Force harus mengakui kunggulan dua gol tanpa balas Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu (28/12/2024) malam.
Dua gol yang bersarang di gawang Ernando Ari dilesakkan oleh Privat Mbarga di menit ke-63’. Berselang empat menit, Irfan Jaya, mantan punggawa Bajol Ijo, mampu menggandakan kemenangan Laskar Tridatu.
Bagaimana ulasan kakalahan Persebaya kali ini? Berikut rangkuman dari Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono.
Babak Pertama
Tidak ada yang istimewa di babak ini, kedua tim meskipun bermain sama-sama ofensif, tapi tidak terlalu eksplosif. Kedua tim seperti menunggu untuk klub lawan melakukan kesalahan saat melakukan serangan untuk kemudian dibalas dengan counter attack cepat.
Pertahanan Persebaya di babak ini sangat solid. Indeks CBI (Clearance, Block, Intersep) yang dilakukan para pemain bertahan Persebaya sangat baik sekali. Hanya saja catatan paling penting adalah bagaimana untuk mengelola emosi para pemain belakang ketika melakukan tackle dengan taktis tidak dengan emosi yang berlebihan. Dan Catur sekali lagi buruk sekali manajemen emosinya.
Tony Firmansyah adalah pemain paling bersinar di babak ini selain para pemain di barisan pertahanan Persebaya. Ia mengisi role Rivera dengan cukup baik. Ia ada di mana saja, dan terlibat dalam permainan cukup banyak sekali juga sangat mobile. Sepertinya ia lebih nyaman bermain di posisi nomer 10 ketimbang no. 8 seperti sebelumnya.
Sementara para pemain depan Persebaya belum menunjukkan tajinya (meskipun ada 2 peluang emas yang gagal menjadi gol). Ya, mungkin bisa dimaklumi karena aliran bola tidak pernah sampai dengan benar ke area mereka di depan.
Nilai untuk Gilson Costa? Hadeeehh….
Babak Kedua
Masih tidak paham apa alasan Munster memasukkan Kasim Botan untuk menggantikan Tony Firmansyah. Ini kejadian kedua keanehan pergantian pemain No.10 digantikan winger setelah Opan mengganti Rivera di pertandingan vs Borneo beberapa hari lalu.
Kalau boleh jujur, dilihat dari manapun, Kasim jelas bukanlah pemain No.10. Dan terpantau sepanjang babak kedua, peran Kasim tidak membantu secara signifikan terhadap Persebaya. Baik secara serangan juga defensif. Kenapa kok bukan Cobra saja sejak awal?
Walhasil, pasca Kasim masuk, Persebaya langsung kebobolan 2 gol cepat. Ya, meskipun bukan karena kesalahan Kasim, tapi 2 gol tersebut tercipta karena ada lubang yang cukup menganga di lini tengah.
Gilson yang sejak babak pertama tampil tidak begitu baik, kalau boleh saya katakan ia juga turut andil dalam kesalahan terciptanya 2 gol Bali United tersebut. 2 gol yang berasal dari curian serangan Persebaya untuk kemudian di-drive ke arah pertahanan Persebaya di sisi tengah, yang harusnya adalah sisi tempat Gilson menjaga sebelum bola atau pemain masuk ke back four. Hadeeehh…
Kecolongan 2 gol dari skema counter, dan sementara Persebaya sendiri tak mampu membangun serangan secara taktis dan teratur untuk membalasnya. Hanya mengandalkan spam crossing ke arah final third juga umpan panjang dari belakang ke arah flank yang kita ketahui sering gagal.
Dari hasil ini, manajemen mestinya tahu apa yang harus mereka lakukan di bursa paruh musim ini. Kata Bung Kusnaeni tadi, tidak ada game changer di bench Persebaya. Yang artinya tentu saja, cadangan Persebaya njomplang get dengan pemain utamanya.
Kalau berbicara tentang juara, jelas ini bukan skuad ideal tentunya. Dan manajemen Persebaya harusnya paham akan hal ini. Begitulah…(djo)